Halo kawans, apa kabar? Sering sekali mendengar pertanyaan kapan sih anak boleh diajarin membaca? Calistung belum boleh diajarkan di PAUD. Tetapi saat mau masuk Sekolah Dasar, beberapa sekolah, masih ada yang mensyaratkan kemampuan membaca menjadi salah satu kriteria masuknya.
Dan memang melihat materi anak kelas 1 SD sekarang itu sudah lebih kompleks dari zaman saya dulu. Jika anak belum bisa membaca dengan lancar saat masuk SD, mungkin dibutuhkan effort lebih untuk bisa mengikuti materi pelajaran dengan baik.
Nah jadi bagaimana dong kawans?hehe. Ternyata yang tidak diperbolehkan itu mengajarkan calistung pada anak usia dini dengan cara drilling. Calistung boleh diajarkan pada anak usia dini, tentunya dengan memperhatikan kemampuan tumbuh kembangnya dan cara menyenangkan ya kawans. Saya mau sharing ilmu hasil belajar dari rumah lebah.id tentang kemampuan pra-membaca anak.
Stimulasi Pra-Membaca Anak Usia Dini
Mulai Usia Berapa Anak Boleh di Stimulasi Pra-Membaca?
Stimulasi kemampuan pra-membaca paling awal bisa distimulasi dari sejak dalam kandungan., yaitu sejak janin bisa mendengar suara. Namun, jika dikaitkan dengan kemampuan membaca tulisan maka stimulasi pra-membaca dapat dilakukan sejak usia pra sekolah, sekitar 2,5 tahun hingga 3 tahun.Manfaat Stimulasi Pra-Membaca Anak
- Membantu anak mengembangkan kemampuan membaca dan menulis di usia selanjutnya
- Membantu mengembangkan kemampuan anak dalam memahami informasi
- Melatih kemampuan anak menyampaikan ide atau pendapatnya
- Membiasakan anak dengan kegiatan membaca buku
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap suatu informasi
- Meningkatkan kepercayaan diri anak
Tahap Perkembangan Membaca
Tadi sudah kita bahas ya kawans, bahwa stimulasi pra-membaca boleh dilakukan sejak dini dengan memperhatikan perkembangannya. Jangan sampai kita over stimulasi ya kawans. Penting untuk memperhatikan 4 tahap perkembangan membaca.- Beginner (0-3 tahun), di usia ini anak belum memaknai simbol tertulis dengan matang kawans.
- Novices (3-6 tahun), pada tahap ini anak mulai menyadari bahwa tulisan itu mengandung makna dan merupakan cara untuk berkomunikasi. Di usia ini anak mulai paham huruf dan logo-logo.
- Experimenters (5-7 tahun), ini merupakan masa transisi, dimana biasanya anak sudah mengenal semua huruf, bisa mengeja dan bisa membaca kata yang umum.
- Conventional reader & writers (6-8 tahun), ini tahap sudal mulai bisa "membaca" yang sesungguhnya.
Mengenal 6 Kemampuan Membaca dan Stimulasinya
1. Print Motivation
Menikmati kegiatan membaca atau kegiatan yang melibatkan tulisan2. Vocabulary
Memahami dan menggunakan kosa kata sesuai jumlah minimal di usianya3. Print Awareness
Memahami bahwa susunan huruf memiliki makna dan memahami "aturan" dalam membaca (misalnya : membaca dari kiri ke kanan, atas ke bawah, mengetahui letak nomor halaman, dsb)4. Narrative skill
Memahami cerita/informasi dan mampu menceritakan, mendeskripsikan, atau menyampaikan informasi kepada orang lain5. Letter Knowledge
Mengenal bentuk huruf dan mampu menyebutkan nama huruf.6. Phonological Awareness
Memahami bunyi dalam kata, mampu mengidentifikasi bunyi yang sama dan mencocokkan kata yang berima (misalnya : sapi, topi, pipi).Cara Mengembangkan Kemampuan Pra-Membaca di Rumah
1. Print Motivation
- Perbanyak paparan tulisan di hadapan anak, misalnya menunjukkan daftar belanja, resep, nama merk bahan makanan atau produk kemasan di rumah, catatan kecil (misalnya sticky notes di kulkas), dsb.
- Bacalah buku setiap hari bersama anak. Usahakan untuk membaca buku dengan antusias dan ceria, tetapi tetap natural.
- Buat ruangan atau tempat penyimpanan khusus buku anak.
- Jika di rumah ada rak buku, beri anak kesempatan memilih buku kesukaannya untuk diletakkan di rak buku. Ajak anak untuk menyimpannya bersama.
- Bantu anak menemukan buku dengan topik yang menarik baginya.
2. Vocabulary
- Perbanyak membacakan buku, ulangi atau jelaskan kosa kata yang sekiranya baru didengar oleh anak.
- Bacakan buku-buku dengan banyak gambar. Ajak anak mendeskripsikan gambar di setiap halaman.
- Variasikan kosa kata yang digunakan saat berbicara dengan anak. Kemudian, jelaskan kosa kata baru yang digunakan.
- Ajak anak untuk mendeskripsikan mainan, makanan kesukaannya, atau benda lainnya di rumah
3. Print Awareness
- Ajak anak untuk memegang sendiri buku yang sedang dibacakan.
- Jelaskan dan ajarkan kepada anak bagaimana cara memegang buku dan membalik halaman yang benar.
- Tunjukkan letak nomor halaman pada buku.
- Tunjuk tulisan yang sedang di baca.
- Tunjuk juga kosa kata yang familiar bagi anak yang ada di dalam buku, misalnya anak memanggil ayahnya dengan sebutan "Papa", lalu di buku ada tulisan "Papa". Maka, tunjuklah tulisan tersebut sambil mengucapkannya.
4. Narrative skill
- Ajak anak bermain pretend play, beri kebebasan anak mengembangkan imajinasinya.
- Perbanyak anak mengobrol dan diskusi (bisa dimulai dengan membicarakan kegiatan sehari-hari, perasaan hari ini, dsb).
- Buatlah cerita untuk diceritakan kepada anak (tanpa buku).
- Ajak anak untuk menceritakan isi buku menggunakan bahasanya sendiri (biarkan anak memilih sendiri bukunya).
- Beri pertanyaan terbuka kepada anak saat bercerita ataupun berdiskusi.
- Beri kesempatan anak untuk menyampaikan ide atau pendapatnya tentang apa yang didiskusikan.
- Bacakan 1 buku berulang kali
5. Letter Knowledge
- Kenalkan huruf pada nama anak.
- Ajak anak menyanyikan lagu pengenalan alfabet
- Kenalkan bentuk, nama, dan bunyi huruf menggunakan buku, poster, atau media yang menarik bagi anak
- Sediakan puzzle huruf untuk anak.
- Ajak anak mendeskripsikan bentuk huruf, misalnya huruf j seperti payung, huruf b seperti orang dengan perut buncit, dsb.
- Tunjuk huruf-huruf yang sudah dikenal anak saat sedang bepergian
6. Phonological Awareness
- Ajak anak untuk bermain dengan kata, misalnya berbicara dengan semua huruf vokalnya diganti huruf u, atau menyanyikan lagu balonku dengan semua huruf vokal diubah menjadi i.
- Buat permainan tebak-tebakan dengan anak, misalnya sebutkan kata yang berawalan "mo".
- Ajak anak mencari bunyi kata yang serupa, misalnya sapu dan sapi, buka dan buku, kata dan kutu, dsb.
- Ajak anak bernyanyi bersama. Usahakan untuk memilih lagu dengan syair yang berima, seperti "Satu satu aku sayang ibu, Dua dua aku sayang ayah, dst".
Posting Komentar
Posting Komentar