header www.zulmiati.com

Yuk Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat

2 komentar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
"Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati"

Sering mendengar qoutes di atas kah kawans? Mencegah sakit dengan menjaga kesehatan sama halnya kita sedang berinvestasi kan ya kawans. Walaupun tidak menghasilkan keuntungan material secara langsung, tapi sebenarnya dampaknya jauh lebih berharga. Kalau kita sakit, menjadi tidak produktif, pastinya berefek juga pada kemampuan menghasilkan keuntungan materi juga. Dan kalau kita sakit, materi banyak pun menjadi kurang berharga. Nah bagaimana pencegahan penyakit terbaik? Pencegahan terbaik adalah mulai dari diri sendiri dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Harapannya di mulai dari setiap individu yang sehat, maka akan tercapai keluarga sehat, masyarakat sehat, kota sehat dan Indonesia sehat.

perilaku hidup bersih dan sehat

Nah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang biasa disingkat PHBS adalah salah satu program dari Kemenkes untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Kawans sudah pernah mendengar tentang PHBS? Pernah disurvei terkait PHBS di rumahnya tidak?

Apa sih Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Itu?

PHBS adalah serangkaian perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar kesadaran yang membuat individu, keluarga, dan masyarakat mampu menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Sebenarnya yang merasakan nikmat sehat itu diri kita sendiri kan ya kawans, jadi harapannya setiap individu sadar, mau dan mampu mengupayakan kesehatannya dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.

Tujuan utama PHBS ini adalah meningkatnya kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan. Penyadaran dari meningkatnya pengetahuan, kalau sudah tahu tapi ga sadar? Hemm.. enaknya diapain kalau gini?hehe..sudah tahu rokok berbahaya tapi tetap merokok. Pas sakit maunya biayanya tercover semua oleh BPJS.. Duh, dulu seringkali ketemu kayak gini kawans,, Beberapa kali periksa dengan keluhan batuk, tapi rokok jalan terus…

Kenapa PHBS ?

Saat ini masalah kesehatan di Indonesia sedang mengalami “double burden” alias beban ganda akibat empat transisi masalah kesehatan. Pertama, transisi demografi, dimana usia harapan hidup meningkat. Sehingga usia lanjut bertambah dan menjadi tantangan sektor kesehatan terkait meningkatnya kasus geriatri. Disisi lain masalah kesehatan dari populasi penduduk bayi, balita, remaja, usia produktif dan ibu hamil pun masih ada.
Kedua, transisi epidemiologi, dimana penyakit menular seperti HIV, TBC, DB, dsb belum selesai tertangani. Bertambah bebannya dengan meningkatnya kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi, jantung, kencing manis, gagal ginjal, stroke dan kawan-kawannya.
Ketiga, transisi pada sektor gizi, saat ini meningkat kasus gizi lebih / kegemukan, di sisi lain kasus gizi kurang pun masih ada.
Transisi keempat adalah pola perilaku atau gaya hidup. Perilaku hidup “modern” atau lebih tepatnya “sedentary” mulai menjadi kebiasaan baru masyarakat. Apalagi pandemi yang mengharuskan di rumah saja dan lebih banyak aktivitasnya online. Sementara sebagian yang lain masih percaya mitos-mitos warisan leluhur terkait sakit-sehatnya seseorang.

Nah akar masalah dari kekomplekskan masalah kesehatan ini bisa diatasi dengan merubah perilaku individunya. Pastinya sebagai warga negara yang baik ingin melakukan sumbangsih untuk menangani masalah ini kan ya kawans. Kontribusi yang bisa kita lakukan untuk menangani masalah kesehatan ini adalah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat.

Sebagai muslim pun sudah disampaikan Rasulullah SAW, bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Hidup bersih bisa menunjang meningkatnya kesehatan.

Kampanye PHBS ini sebenarnya sangat masif kawans. Di Kotaku setiap tahun pasti ada kampanye PHBS melalui penyuluhan dan lomba. Lombanya bertingkat dari tingkat kecamatan, kota/kabupaten, provinsi hingga nasional. Aku menulis ini juga karena terinspirasi melihat teman seperjuangan sedang membina kelurahan untuk lomba PHBS. Ah jadi teringat pengalaman dahulu pernah mendampingi Kelurahan Binaan menjuarai Lomba PHBS sampai tingkat provinsi. Walau hanya sampai juara 3, tapi itu sebuah pengalaman berharga bersinergi dengan berbagai sektor dan lapisan masyarakat.

lomba phbs
Plis jangan bilang anak SMP melihat foto itu ya,wkwk. Itu adalah Ibu beranak dua (saat foto itu),hehe. Aku masih sering dibilang kayak anak SMP karena kecil. Senang sekali ketika bisa mendampingi masyarakat bertumbuh. Di tahun 2016 tersebut Alhamdulillah bersama teman-teman Puskesmas Sokorejo bisa mendampingi Kelurahan Setono menjadi juara III Pelaksana Terbaik PHBS Tatanan Rumah Tangga tingkat Provinsi Jawa Tengah, Forum Kelurahan Siaga Sehat Kelurahan Setono juga mendapat juara II Tingkat Kota Pekalongan, dan 1 kader di wilayah Puskesmas Sokorejo mendapat juara I Kader Teladan Tingkat Kota Pekalongan.

Manfaat ber-PHBS

Poinnya ber PHBS sih bukan sekedar bisa menang lomba saja sih kawans. Harapannya PHBS ini sudah menjadi habits individu dan masyarakat. Sehingga PHBS ini terasa nyata manfaatnya.

Manfaat utama PHBS adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Supaya masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

Nah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini ada beberapa tatanan atau elemen penerapannya. Lima tatanan PHBS ini menjadi simpul untuk memulai proses penyadartahuan, yaitu : PHBS Tatanan Rumah Tangga, PHBS Tatanan Institusi Pendidikan, PHBS Tatanan Tempat Kerja, PHBS Tatanan Institusi Kesehatan, dan PHBS di Tempat umum. Namun, aku hanya akan membahas PHBS Tatatanan Rumah Tangga saja kawans.

Kenapa ? PHBS Rumah Tangga merupakan salah satu tatanan yang utama karena merupakan lingkup terkecil dari masyarakat tapi juga terpenting.

Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga

Terdapat indikator dalam setiap tatanan PHBS sebagai tolak ukur praktik keberhasilannya. Untuk PHBS Rumah Tangga sendiri ada 10 indikator menurut Kemenkes. Namun, di tingkat Provinsi Jawa Tengah indikator PHBS rumah tangganya ada penambahan menjadi 16 indikator.
Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga berdasarkan Kemenkes :

indikator phbs rumah tangga

1. Persalinan yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan.

Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan baik dokter, bidan, ataupun paramedis. Wah memangnya masih ada zaman now yang bersalin tidak di tenaga kesehatan?
Sudah sangat jarang si kawans, tapi praktik abortus di klinik tanpa ijin ini cukup meresahkan juga.
Sebaiknya persalinan di sarana kesehatan, mungkin beberapa di tempat terpencil masih ada persalinan di rumah karena akses ke sarana kesehatan susah. Tapi untuk daerah non terpencil sudah tidak direkomendasikan persalinan di rumah. Dikhawatirkan jika terjadi insiden, peralata penunjangnya pertolongannya tidak lengkap.

Persalinan ini sebaiknya sudah direncanakan dengan baik, mau dimana bersalinnya, alat transportasi bagaimana, siapa pendonor darah jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dsb. Supaya tidak terjadi terlambat ditolong.

Persalinan di Tenaga Kesehatan salah satu poin penting untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi. AKI dan AKB masih menjadi salah satu fokus masalah kesehatan yang harus segera ditangani di Indonesia.

2. Pemberian ASI Eksklusif

Kawans semua pasti sudah mengetahui manfaat ASI. Nah kesadaran mengenai pentingnya ASI dan praktik pemberiannya bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.

Capaiannya masih rendah kawans, bombardir iklan susu formula sangat berpengaruh pada penerapan ASI eksklusif. Selain juga ASI eksklusif ini sangat membutuhkan dukungan keluarga. Apalagi untuk kalangan menengah ke bawah yang para Ibu nya bekerja sebagai buruh. Tantangannya lebih kompleks.

Tapi saya optimis ke depan semoga praktik pemberian ASI eksklusif akan semakin banyak. Teman-teman di Dinas Kesehatan sudah berupaya melakukan pendekatan stakeholder ke perusahan-perusahan untuk menyediakan ruang laktasi dan mendukung pekerja wanita untuk melakukan ASI eksklusif. Banyak ruang publik yang sudah menyediakan ruang laktasi. Teman-teman Nakes pun banyak yang sudah terlatih sebagai konselor menyusui.

Aku jadi ingat, sering digodain teman karena yang aku tentang seringnya tas ASIP. “Kemana-mana kok tas kuwi terus sing digowo?”wkwkwk. Dulu pas masih bekerja, aku sudah membuat pengumuman bahwa saat jam pumping ga boleh diganggu,wkwk. Dan ketika harus rapat di luar, maka yang aku cari pertama kali sesampai di tempat tsb adalah ruang untuk pumping dan colokan listrik. Pernah suatu kali saat rapat, aku malah pumping dipojokan,wkwk. Jangan dibayangin porno ya kawans,, Aku pakai penutup kok.

3. Menimbang Bayi dan Balita secara Berkala

Di sekitar rumah kawans ada posyandu tidak? Penimbangan bayi dan balita secara berkala ini dilakukan di Posyandu, minimal satu bulan sekali.
Posyandu bukan hanya tempat menimbang lalu dapat jajan terus pulang,hehe
Namun ada pemantauan pertumbuhan dan perkembangan bayi balita di sana. Hal ini sangat penting dilakukan untuk deteksi dini keterlambatan atau penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan.

Dulu seringkali kecolongan mendapati balita gizi kurang sudah dalam keadaan mengkhawatirkan, ini seringnya karena mereka tidak rutin menimbang di Posyandu. Orang tuanya seringkali berdalih malu menimbangkan anaknya karena berat badannya yang tak kunjung naik. Padahal seharusnya malah ini bisa dikonsultasikan ke tenaga kesehatan yang datang ke posyandu agar bisa dievaluasi dan dicari solusi terbaik.

Oya kawans, sekarang ini juga sudah ada posyandu remaja, posyandu lansia dan posbindu (untuk usia produktif). Jadi sempatkan untuk skrining kesehatan disana ya kawans, tentunya sesuai usia ya,oke.

4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

Semenjak pandemi covid, kesadaran mempraktikkan cuci tangan naik drastis,hehe Cuci tangan merupakan salah satu langkah penting pencegahan penularan berbagai penyakit.

Yang perlu dicermati adalah cuci tangannya sudah tepat belum? Cuci tangannya harus pakai sabun dengan air bersih yang mengalir. Sudah ga jaman diobok-obok ya kawans,hehe. Dan mengeringkannya bukan di baju atau serbet yang sudah berulang dipakai,hehe.

Dulu saat kampanye PHBS di institusi sekolah, biasanya kami mengajarkannya dengan nyanyian. Terkait langkah cuci tangan aku tidak terlalu mempermasalahkan mau pakai 7 atau 6 langkah. Terpenting adalah poin bagian keseluruhan tangan harus dicuci dan disabun, termasuk sela-sela jari dan kuku.

5. Menggunakan Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat. Saat survey PHBS ini miris saat masih ada warga yang menggunakan air sumur yang warnanya kuning untuk kebutuhan mereka. Walau mereka berkata hanya untuk mandi dan cuci. Untuk konsumsi biasanya mengambil di pamsimas atau beli air minum isi ulang.
Keberadaan air bersih ini semakin langka, maka perlu diupayakan menjaga kelestariannya dan memanfaatkannya dengan tepat.

6. Menggunakan Jamban Sehat

Tahukah kawans zaman now sekarang masih ada yang BAB sembarangan. Masih ada rumah yang belum mempunyai jamban. Bagaimana ada ruang unutuk jamban, rumahnya hanya kamar tidur dan dapur, hiks. Dan ada juga yang sudah memiliki jamban tapi tidak mau memakainya, khawatir cepat penuh septi tanknya,duh..

Kenapa jamban sehat?apakah ada jamban yang tidak sehat? Ada kawans, selain syarat bangunan yang memenuhi standra kesehatan, poin penting jamban sehat adalah keberadaan septi tank. Kami masih menemui rumah yang bagus, ada jamban di dalam rumahnya, tapi pembuangannya langsung ke selokan.hiks,, Tidak ada septi tank pembuangan limbahnya. Ini sama saja dengan BAB sembarangan.

Yang mempunyai anak bayi dan balita yang masih memakai diapers, aku mau tanya nih? Kalau anaknya BAB di diapers langsung di buang di tempat sampah atau kotorannya dibersihkan dulu baru diapersnya di buang di tempat sampah?hayo?

Hal sepele ya kawans tapi ternyata menurut teman Kesehatan Lingkungan, ini sama juga dengan BAB sembarangan, karena mencemari lingkungan. Jadi sebaiknya dibersihkan dulu kotorannya baru diapersnya dibuang.

Baik tidaknya sanitasi lingkungan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan juga.

7. Memberantas Jentik Nyamuk

Apa saja penyakit akibat nyamuk? Banyak ya kawans, dan yang paling sering dikhawatirkan adalah demam berdarah. Nyamuk sebagai vektor berbagai jenis penyakit ini perlu diputus siklus hidupnya. Siklus hidup yang mudah diputus adalah saat menjadi jentik nyamuk. Kalau sudah menjadi nyamuk dewasa lebih sulit.

Pemberantasan nyamuk dengan memberantas jentik nyamuk di tempat daur hidupnya yaitu penampungan air. Bukan hanya dengan sering menguras bak mandi ya kawans, tapi perlu diperhatikan tempat penampungan air lain di rumah, seperti vas bunga yang ada airnya, dispenser, tempat minum hewan peliharaan, kaleng atau botol bekas yang tertampung air, dan lain sebagainya.

8. Konsumsi Buah dan Sayur

Buah dan sayur dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat agar tubuh tumbuh optimal dan sehat. Semakin kesini poin pentingnya sih bagaimana pola makan yang baik ya kawans, seimbang dan proporsional sesuai kebutuhan tubuh.

9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari

Pandemi yang lebih banyak aktivitas di rumah saja bukan berarti kita menjadi kaum rebahan ya kawans. Tetap melakukan kegiatan yang membuat fisik kita aktif baik dengan olahraga maupun aktivitas fisik yang lain. Olahraga dan aktivitas fisik berbeda ya kawans. Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terukur dan disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran tubuh.m

10. Tidak Merokok di dalam Rumah

Sudah sangat jelas lah ya bahwa merokok itu lebih banyak merugikannya daripada benefitnya. Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi perokok pasif di sekelilingnya. Dan disadari bersama proses berhenti merokok sangat sulit bagi beberapa orang, maka indikator disini, kalaupun belum bisa berhenti merokok, jangan merokok di dalam rumah. Supaya keluarga terhindar dari bahaya asap rokok. Asap rokoknya dihisap sendiri aja. Dan kerugian kesehatannya juga dinikmati sendiri juga aja.

Di Puskesmas dan rumah sakit sudah banyak yang membuka klinik berhenti merokok. Jadi kalau ada saudara, kerabat atau kawan yang punya niat berhenri merokok, cuss bisa kesana.

Nah, itu 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga menurut kemenkes. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah sendiri ada 16 indikator, apa saja itu?
1.Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2.Memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan
3.Memberikan ASI eksklusif
4.Menimbang balita
5.Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang (Kalau di Kemenkes bunyinya konsumsi buah dan sayur)
6.Menggunakan air bersih
7.Menggunakan jamban sehat
8.Membuang sampah pada tempatnya
9.Menggunakan lantai rumah kedap air
10.Melakukan Aktifitas Fisik/berolahraga 
11.Tidak merokok
12.Cuci tangan pakai sabun
13.Menggosok gigi
14.Tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba
15.Kepesertaan dalam JPK ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan )
16.Melakukan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk )

Ada penambahan 6 indikator, yaitu :

1. Memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa kehamilan

Setiap Ibu hamil wajib memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali semasa hamil. Pemeriksaan dilakukan oleh bidan atau dokter (umum/kandungan) dengan interval minimal: trimester I (1 kali), trimester II (1 kali), dan trimester III (2 kali).

2. Membuang sampah pada tempatnya

Sampah rumah tangga ditampung dan dibuang setiap hari di tempat pembuangan yang memenuhi syarat. Tidak terdapat sampah yang berserakan baik di dalam maupun diluar rumah.
Issue sekarang lebih baik malah meminimalisir hadirnya sampah ya kawans, tumpukan sampah sudah menjadi gunungan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Hiks

3. Menggunakan lantai rumah kedap air

Seluruh ruangan rumah berlantai kedap air dan dalam kedaan bersih. Lantai kedap air/bukan lantai tanah (tegel, plester, keramik, kayu) yang dijaga kebersihannya setiap hari.
Disini masih ditemui rumah berkeramik di bagian depan dan ruang tamu, sedangkan bagian belakang seperti dapur belum. Padahal dapur adalah tempat menyiapkan hidangan buat keluarga. Selayaknya ruangan ini harus bersih.

4. Menggosok gigi

Menggosok gigi dengan menggunakan sikat gigi masing-masing serta menggunakan pasta gigi. Poin ini yang sering ditemui adalah kurang tepatnya waktu sikat gigi. Lebih sering saat mandi, bukan saat mau tidur dan setelah sarapan.

5. Tidak menyalahgunakan Miras/Narkoba

Tidak ada anggota rumah tangga yang membeli, menjual dan menggunakan minuman keras/Miras serta menyimpan secara tidak sah Narkoba. Ini masih menjadi sumber masalah kesehatan dan kriminal. Bukan hanya di Kota besar, di Kota kecil pun peredarannya sudah mengkhawatirkan.
Apalagi kondisi pandemi saat ini dengan beragam tantangan yang hadir membuat beberapa orang stres dan mencari pelarian sesaat. Na’udzubillah ya kawans..

6. Kepesertaan dalam JPK ( Jaminan Pemeliharaan Kesehatan )

Semua anggota terdaftar menjadi anggota Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Promotif Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif) seperti BPJS atau asuransi kesehatan swasta.
Wah banyak banget ya kawan,, Kita perlu cek nih apakah rumah tangga kita sudah sehat?
Caranya dengan menghitung nilai dari indikator tsb.
  1. Strata Sehat pratama untuk rumah tangga dengan nilai 0 s/d 5
  2. Strata sehat madya untuk rumah tangga dengan nilai 6 s/d 10
  3. Strata sehat utama untuk rumah tangga dengan nilai 11 s/d 15
  4. Strata sehat paripurna untuk rumah tangga dengan nilai 16
Dinyatakan sebagai rumah tangga yang sudah memenuhi standar kesehatan bila masuk dalam strata sehat utama dan paripurna. Untuk dua strata dua di bawahnya berarti rumah tangganya belum sehat.

Semoga segera tercapai masyarakat Indonesia yang sehat ya kawans. Dimulai dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan rumah tangga. Penerapan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Beberapa manfaat menerapkan PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi. Bila kualitas kesehatan di rumah tangga mengalami peningkatan, maka akan ada peningkatan juga pada kualitas kesehatan masyarakat. Sekian ya kawans sharing dari aku. Semoga ada hal bermanfaat yang bisa diambil dan dilaksanakan. Terima kasih sudah membaca sampai akhir.

Referensi :

https://promkes.kemkes.go.id/phbs

Related Posts

2 komentar

  1. Bener banget mba, perilaku hidup bersih juga harus diterapkan untuk anak" sejak dini agar nantinya terbiasa jika sudah besar..

    BalasHapus
  2. Bener banget Mom, lingkungan yang sehat juga akan berpengaruh ke pola hidup dan kualitas hidup yang lebih baik, :D

    BalasHapus

Posting Komentar