header www.zulmiati.com

Sinergi Orangtua Wujudkan Generasi Tangguh

Posting Komentar

Alhamdulillah saya dan suami berkesempatan belajar bersama di Talk with Expert "Sinergi Orangtua Wujudkan Generasi Tangguh yang diselenggarakan Ibu Profesional Semarang. Seminar ini diselenggarakan dalam rangka milad ke 12 Ibu Profesional Semarang. Nah, saya mau merefleksikan hasil belajar disini, biar semakin melekat kuat.

Seperti judulnya "Talk with Expert", pematerinya tentu ga kaleng - kaleng dong. Maa syaa Allah keren-keren. Pemateri pertama ada Ibu Sukmadiarti P, M.Psi.,Psikolog, seorang konsultan keluarga dan juga founder Parenting School Indonesia. Pemateri keduanya Bapak Ruruh Candra Pasha, SSTPi, koordinator umum HEbAT Community dan pembina Move Up Family.

wujudkan generasi tangguh


Materi pertama dari Ibu Sukmadiarti P, M.Psi.,Psikolog

Bu Sukma, membuka materi pertama dengan quotes :

"If You Want Your Children to be Happy You Go Fisrt" -Dr. Carter. 

Para peserta ditanya secara random tentang apa arti bahagia, daaan jawabannya sangat beragam. Lalu ditanya lagi, apakah saat ini bahagia? Lalu apa hubungannya bahagia dengan generasi tangguh??

Step by step mewujudkan generasi Tangguh.

Ternyata untuk mewujudkan generasi tanggguh, ada langkah-langkah yang harus ditempuh kawans,,

1. Pribadi Bahagia

Menurut Bu Sukma, untuk mewujudkan generasi tangguh dimulai dari pribadi bahagia. Karena bahagia itu menular. Bagaimana bisa membahagiakan anak atau orang lain, jika diri sendiri saja belum bahagia. Bahagia itu bukan jika, tapi Bahagialah meskipun (menerima keadaan). 

Seringkali kita mensyaratkan bahagia, misal saya bahagia jika anak saya makan lahap. Maka ketika anak sedang tidak mau makan, menjadi tidak bahagia.

Berbeda dengan bahagia meskipun. Saya bahagia meskipun anak belum doyan makan, alhamdulillah anak sehat. Bukankah dengan bersyukur maka akan ditambah nikmatnya?

2. Pernikahan Bahagia

Menurut Bu Sukma dari hasil survey, hal yang paling ditakutkan anak adalah melihat orangtuanya bertengkar apalagi sampai berpisah.
Maka dua insan yang sudah bahagia dengan dirinya akan lebih mudah membentuk pernikahan yang bahagia. 
Orangtua mempunyai peran menjadi role model dalam keluarga :
  • Teladan dalam pernikahan
  • Teladan dalam pengasuhan anak
  • Teladan dalam tanggungjawab/bekerja
  • Teladan dalam akhlak

3. Anak Tangguh

Dari pernikahan bahagia, insya Allah akan terwujud anak yang tangguh. Yaitu anak yang kuat mentalnya dan baik akhlaknya.
Bu Sukma mengingatkan tentang hadist siapakah orang yang kuat itu?
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah”

4. Keluarga Berdaya

Dari pribadi bahagia, mejadi pernikahan bahagia, membentuk anak tangguh, maka goalnya terwujudnya keluarga berdaya. 

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa"

Bagaimana agar itu terwujud? Mindful Parenting, yaitu menjalankan peran pengasuhan anak secara berkesadaran. "Hadir penuh di sini dan saat ini".  Seperti saat pelatihan kemarin, kami ditanya. Raga di seminar, tapi jangan-jangan pikirannya di rumah,hehe.

Nah, bagaimana praktik mindful parenting?

1. Menerima anak

Menerima semua yang ada pada diri anak, baik kelebihan, kekurangan, dan juga perasaanya.

2. Tidak menghakimi

Ketika anak melakukan kesalahan orangtua diharapkan tidak langsung menghakimi anak, apalagi melabeli anak dengan julukan yang buruk. Seperti saat anak curhat diterima dulu perasaannya, jangan lansung di labeli atau malah provokasi.

Misal, anak cerita di sekolah diganggu temannya, sebagai orangtua sebaiknya didengarkan dulu ceritanya, diterima perasaannya. Bukan langsung melabeli cengeng, atau bahkan provokasi, harusnya kamu bales, dsb.

3. Berkasih sayang

Anak mendapat kasihh sayang yang utama dari orangtua untuk mengisi tangki cintanya. Bila tangki cinta ini kosong, maka anak tidak bisa memberikan kasih sayang ke lingkungan sekitarnya dan mencari kasih sayang lain dari luar.
Peran orangtua penting untuk memastikan agar pasangan dan anaknya merasa dicintai. Maka perlu mengenal bahasa cinta.
  1. Sentuhan. Memberikan pelukan, sentuhan hangat, usapan lembut, dsb
  2. Hadiah. Terkadang orangtua sudah merasa memberikan hadiah, tetapi anak kok tidak senang? Ternyata hadiahnya itu berdasarkan selera orangtuanya. Maka anak bisa dilibatkan untuk memilih hadiahnya sendiri.  
  3. Waktu berkualitas.
  4. Pelayanan.
  5. Kata-kata afirmasi / pujian. Untuk membentuk growth mindset maka pujilah pada proses bukan pada hasil.

Karena waktu penyampain materi tidak mencukupi, jadi kemarin tidak terlalu detail dijelaskan tentang bahasa cinta. Kawans bisa cari tahu lebih dalam lewat buku atau internet ya.

Penutup materi dari Bu Sukma disampaikan QS Ali Imran ayat 159. Ketika orangtua bisa berhasil dalam pengasuhan itu bersebab Rahmat Allah SWT. Bukan karena ilmu parentingnya yang sudah oke atau lainnya. Maka, terhadap anak kita maafkanlah, mohonkan ampunan (do'akan), dan bermusyawarahlah / bediskusi tentang permasalahan yang dihadapi. Dan jika semua sudah dijalankan, maka Bertawakalah pada Allah SWT.

Maa syaa Allah mantap sekali ya materi dari Bu Sukma.
 

Materi Kedua dari Bapak Ruruh Candra Pasha, SSTPi

Sudah banyak tertampol dari materi Bu Sukma, masih dilanjut materi dari Pak Ruruh. Oiya disclaimer dulu ya, saat materi Pak Ruruh saya tidak menyimak 100% karena terdistraksi ke toilet,wkwk. Jadi mohon maaf jika penangkapan materi dari beliau kurang lengkap. Dan karena waktu yang terbatas dalam penyampaian materi, pada sebagian materi, Pak Ruruh tidak secara detail menjelaskannya.

Pak Ruruh membuka materi dengan menyampaikan bahwa ini yang akan diwujudkan generasi tangguh, jadi diperlukan berbagai pihak untuk mewujudkannya. Seperti kata Bu Septi Peni bahwa "Dibutuhkan orang sekampung untuk mendidik anak". Ketika Allah memberikan peran sebagai orangtua, sesungguhnya Allah sudah membekali kemampuan untuk melaksanakan tuganya tsb. Maka, sebenarnya tugas kita adalah bagaimana memunculkan potensi yang sudah terinstall dalam diri sebagai orangtua. Orang tua dan anak mempunyai tugas dalam mewujudkan generasi tangguh.

Tugas orangtua :
  1. Sadar Misi. Apakah sudah mempunyai misi keluarga? misi keluarga harus selaras dengan God Calling.
  2. Hadir utuh dalam pengasuhan.
  3. Ridho apapun kondisi anak.
  4. Menyadari proses tak tergesa (petani bukan tukang kayu).
Sedangkan untuk anak :
  1. Mencintai diri dan mempunyai arti yang disadari
  2. Sadar dan paham melanjutkan misi perjuangan
  3. Sadar potensi, tekun dan ulet
  4. Siap ditempa dan menerima beban (mukalaf)
  5. Menemukan peran terbaiknya

Bagaimana cara menemukan misi (tujuan mulia) keluarga? 

  1. Tazkiyatun nafs. Pak Ruruh mencontohkan seperti dengan bersedekah. 
  2. Melacak pohon keluarga, cek visi misi leluhurnya terdahulu.
  3. Menangkap hikmah dan pelajaran hidup. Bahwa hidup penuh dengan pelajaran, kita harus pintar menangkap hikmahnya.

Peran utama orangtua

  1. Menjadi teladan
  2. Suasana kesholihan
  3. Evaluasi misi

Indikator ketangguhan :

1. Mencapai keselarasan aqil dan balighnya

Saat ini yang terjadi adalah anak sudah baligh (matang organ reproduksinya) sebelum aqil. Maka tugas orangtua adalah menselaraskannya. Anak sudah matang dalam berpikir ketika mencapai baligh.

2. Siap menerima beban syariat

  1. Fitrah iman : shalat dan dakwah
  2. Fitrah belajar dan nalar : baca dan mencoba
  3. Fitrah individu dan sosial :peka dan peduli
  4. Fitrah seksual : mahrom dan aurat
  5. Fitrah perkembangan : adab dan akhlak
  6. Fitrah estetika dan bahasa : sopan dan santun
  7. Fitrah bakat : suka dan bermanfaat

3. New leader (lahir pemimpin dan generasi rahmatan lil 'alamin)

Orangtua perlu menyiapkan framework misi keluarga yang berkelanjutan. Orangtua berperan sebagai kontributor dan fasilitator misi bagi anak.

KESIMPULAN

Dari kedua materi tersebut ada beberapa yang sama ya kawans, peran orangtua untuk menjadi teladan, hadir utuh (mindful) dalam pengasuhan, penerimaan (ridho) terhadap anak. Yuk kompromi sama ekspektasi,wkwk

Hayoo yang merasa PR nya masih banyak siapa? sini mojok bareng,,toss dulu sama saya,wkwkw. Tarik nafas, hembuskan,,hehe.. Perbanyak do'a pada Allah,  memohon rahmat Allah SWT supaya kita selalu dimampukan menjalankan peran sebagai orangtua yang amanah. Lalu list satu persatu PRnya dan susun RTLnya,hehe. Saya ingat nasehat salah satu pakar parenting, supaya perfeksionislah di proses, lalu bertawakallah dihasil. Bukan sebaliknya. Bismillah ya kawans..

Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar