header www.zulmiati.com

Tips Cara Mengatasi Tantrum pada Anak

Posting Komentar

Tantrum,,siapa nih kawans yang sedang dalam masa mencari cara mengatasi tantrum anak? Membersamai tumbuh kembang anak, pasti akan melewati masa tantrum. Bismillah belajar, berefleksi dan merefresh kembali tentang tantrum. Menuliskan tentang tantrum ini merupakan tugas dari grup parenting Bu Wina Risman.

Grup parenting dengan Bu Wina ini seru sekali, karena ada tugas yang membuat kami bertumbuh. Ciri khas Bu Wina adalah suka membangun Thingking Skill.

Sebenarnya apa sih tantrum itu? wajar tidak ya anak tantrum itu? bagaimana ya cara tepat mengatasi anak tantrum? itu pertanyaan yang muncul di benak saya, saat baru mempunyai anak. Lah sekarang anak sudah 3, apa sudah bisa enjoy membersamai anak ketika tantrum? Atau saat anak tantrum malah ibunya ikut tantrum? wkwk.

Tips mengatasi tantrum

Defisini Tantrum

Apakah ketika anak menangis  dengan berteriak itu berarti tantrum? Yuk kita refresh kembali apa definisi tantrum itu?

Dilansir dari website yankes kemenkes RI, berikut definisi tantrum :
  • Tantrum adalah masalah perilaku yang umum dialami oleh anak-anak prasekolah yang mengekspresikan kemarahan mereka dengan tidur di lantai, meronta-ronta, berteriak dan biasanya menahan napas.
  • Tantrum adalah bersifat alamiah, terutama pada anak yang belum bisa menggunakan kata dalam mengungkapkan rasa frustrasi mereka.
  • Merupakan suatu ledakan emosi kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit-jerit, menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan ke lantai atau tanah.
  • Perilaku tantrum secara umum diartikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan oleh seorang anak untuk keluar dari kondisi ketidaknyamanannya (deprivasi).
  • Perilaku tantrum adalah perilaku yang normal pada anak yang berusia 15 bulan sampai 6 tahun.
Setelah kita paham tentang pengertian tantrum, kita jadi bisa lebih aware kondisi anak ketika tantrum.  Dan kita bisa mengupayakan bersama apa saja yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantrum dengan tepat. 

Penyebab Tantrum

Penting sekali bagi kita untuk mengenali penyebab tantrum anak, supaya tepat dalam merespon kondisinya. Penyebab tantrum pada anak sangat beragam, secara umum beberapa penyebab tantrum sebagai berikut :

  1. Kebutuhan anak yang tidak terpenuhi, misal anak yang lapar, atau kurang tidur.
  2. Kemampuan komunikasi yang belum matang pada anak, belum mampu mengkomunikasikan keinginannya.
  3. Merasa tidak aman, misal berada di tempat baru.
  4. Merasa tidak nyaman
  5. Kesalahan pola asuh
  6. Kondisi khusus anak, misal ADHD, autisme, dsb.
Dan mungkin masih banyak lagi ya kawans penyebab tantrum yang belum tertulis disini. Boleh banget jika kawans mau menambakan di kolom komentar. 

Perilaku Tantrum

Selain mengenali penyebab tantrum anak, perlu juga mengetahui perilaku tantrum anak kita. Perilaku tantrum tidak hanya ditandai dengan menangis keras, biasanya disertai perilaku negatif lainnya, seperti  :

  1. Memukul diri sendiri/orang lain
  2. Melempar barang
  3. Menggelepar di lantai
  4. Berguling - guling di lantai
  5. Mengancam
  6. Merengek
  7. Memaki, dsb
Kenapa perlu mengenali penyebab dan perilaku tantrum anak kita? Betul kawans, supaya kita bisa lebih mempersiapkan diri menghadapi ketika anak tantrum. Setidaknya dengan bekal pengetahuan ini, harapannya kita jadi lebih tepat meresponnya, bukan malah ikutan tantrum,hehe. Bismillah ya kawans, semoga Allah temani kita menjalani peran kita dengan baik dan benar.

Tips Mencegah dan Mengatasi Tantrum

Banyak jalan menuju ke Roma, eh banyak cara mengatasi tantrum ini, insya Allah. Perlu trial and eror sampai menemukan pola yang cocok dengan anak kita. Oiya, sebelum kita bahas mengenai cara mengatasi tantrum. Kita refresh kembali tentang jenis - jenis tantrum.

Jenis - Jenis Tantrum 

Dari referensi yang saya baca yaitu, ada 3 jenis temper tantrum antara lain:

1. Manipulative tantrum 

Tantrum manipulatif biasanya akan muncul jika keinginan anak tidak terpenuhi. Tantrum jenis ini dilakukan oleh anak ketika keiginannya tidak terpenuhi. Ini tantrum yang dibuat anak supaya orang lain memenuhi keinginannya. Perilaku ini akan berhenti saat keinginannya terpenuhi. 

2. Verbal frustation tantrum 

Tantrum frustasi ini terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan dan mengkomunikasikan keinginannya dengan baik. Tantrum jenis ini akan menghilang dengan peningkatan kemampuan komunikasi anak, apabila komunikasi anak semakin meningkat maka anak akan mampu untuk menjelaskan apa yang dialaminya. 

3. Temperamental tantrum

 Tantrum ini terjadi ketika tingkat frustrasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi, anak menjadi sangat tidak terkontrol dan sangat emosional. Anak akan menjadi sangat lelah dan sangat kecewa. Pada tantrum jenis ini anak sulit untuk berkonsentrasi dan sulit mengontrol dirinya sendiri. Anak menjadi bigung dan mengalami disorientasi.

Lebih sering tantrum yang mana nih kawans anaknya? Tantrum manipulatif kalau dibiarkan akan menjadi suatu pola kebiasaan atau bahkan "senjata" si anak. Kalau keinginannya tidak dipenuhi, dia akan melakukan tantrum ini.

Lanjut kita bahas tentang penanganan tantrum yuk kawans. Mencegah lebih baik sebelum mengobati, betul tidak kawans? Nah sebenarnya kalau kita sudah bisa mengenali anak dengan baik, tantrum ini ternyata bisa dicegah kawans. 

Cara Mencegah Tantrum

Tadi kita sudah refresh tentang penyebab tantrum kan ya kawans, kita bisa mulai mencegah terjadinya tantrum dengan mengelola penyebab tantrum sebelum terjadi. 

1. Memenuhi kebutuhan anak

Siapa ini yang mudah tersulut marahnya saat lapar? Kalau saya saat ngantuk jadi cranky. Nah, anak-anak pun sama, ketika kebutuhannya tidak terpenuhi dengan baik, maka akan mudah tantrum. Kalau orang dewasa sudah bisa mengkomunikasikan kondisinya jadi ya ga tantrum kan ya? wkwk. 

Maka penting sekali untuk memperhatikan kebutuhan anak ini. Misal, saat menyusun agenda liburan, pastikan kebutuhan tidur dan makannya tidak terganggu.

2. Bangun komunikasi yang baik

Anak belajar berkomunikasi dari orang dewasa di sekitarnya. Maka, sebagai orang dewasa kita perlu mencontohkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Dari hal kecil bagaimana mengkomunikasikan apa yang dia inginkan. Misal dia menunjuk minta ambilkan sesuatu, kita bisa bantu dengan membahasakannya, Adek mau minta ambilin lego? Adek bisa bilang "Ibu, adek minta tolong ambilin lego ya.."

3. Briefing - Role Play

Menurutku briefing ini salah satu kunci agar anak tidak tantrum di tempat - tempat yang sudah bisa kita prediksi. Seperti saat mau pergi ke supermarket, perlu briefing dan buat kesepakatan tentang apa yang boleh dan tidak boleh. Misal, boleh beli makanan 2 jenis dan minuman 1 dengan syarat ada label halal dan thoyib. Jadi ketika anak saat di supermarket merengek minta beli permen kita bisa mengingatkan lagi tentang kesepakatan sebelum pergi.

Atau misal saat akan berkunjung ke rumah saudara yang baru atau asing bagi anak. Briefing ini salah satu cara membantu anak untuk bisa beradaptasi. Kita ceritakan kondisi di sana seperti apa, jadi anak sudah ada bayangan. Terus apa saja yang akan kita lakukan disana, do & don't juga perlu di briefing. Untuk menghindari anak bertingkah di tempat baru. Biasanya anak bingung atau terlalu excited di tempat jadi bertingkah di luar kebiasaan.

Setelah breifing bisa ditambah role play biar anak semakin paham dan jelas. 

4. Perkuat Bonding

Semakin kuat bonding / kelekatan kita pada anak, insya Allah akan semakin memudahkan memahami anak. Banyak cara untuk memperkuat bonding, banyak main, aktivitas dan ngobrol bersama. Bisa berkegiatan baca buku, memasak atau kita meluangkan waktu full pikiran hati dan tubuh untuk menemaninya bermain, tidak disambi - sambi maksudnya. PR banget memang bagi ibu yang suka multitasking dan overthingking untuk fokus dan menikmati bermain bersama anak.

5. Empati

Bangun kesadaran bahwa anak masih dalam proses bertumbuh dan belajar. Tugas kita sebagai orang tua mendampinginya. Jadi ingat - ingat itu saat menghadapi anak tantrum supaya kita lebih tenang dan sabar.

6. Konsultasi ke tenaga ahli

Untuk anak dengan kondisi khusus atau spesial sebaiknya konsultasikan ke tenaga ahli agar bisa menanganinya dengan tepat.

Itu beberapa hal yang bisa diupayakan untuk mencegah tantrum. Tapiii kalau tantrum sudah terlanjur terjadi apa yang mesti dilakukan?

Cara Mengatasi Tantrum

Beberapa kesahalan orang tua dalam menghadapi tanrum adalah ingin anak cepat diam. Apalagi jika tantrumnya di tempat umum, orang tua malu dan akhirnya luluh menuruti maunya anak supaya anak cepat diam. Atau kadang malah balik mengancam,hiks.

Berikut beberapa cara yang bisa diupayakan agar bisa menemani tantrum anak dengan tepat :

1. Sabar dan tenang

Orang dewasa di sekitar anak sebaiknya sabar dan tenang. Biasanya semakin orang dewasa di sekitar anak ikutan marah maka tantrumnya bukan mereda tapi malah menjadi. Pastikan diri jika ingin menenangkan tantrum kondisi emosi stabil juga,hehe. Kalau merasa belum tenang, boleh menjeda, menghindar atau menyendiri dulu. Ini jika kondisi di rumah atau tempat yang aman ya kawans.

Menyadari bahwa tantrum adalah hal wajar, bagian dari proses anak bertumbuh. Dan tugas orang tua adalah menemaninya bertumbuh dengan baik. Kesadaran ini semoga bisa membuat kita lebih tenang dan sabar dalam menghadapi anak tantrum.

2.  Memberi ruang anak untuk menyalurkan emosi dengan aman dan nyaman.

Seringkali ingin anak cepat berhenti menangis, hingga men-skip bagian ini. Bahwa merasakan berbagai macam emosi itu adalah sesuatu yang wajar. Dan aku baru tahu tentang ini setelah menjadi orang tua. Masih ada yang beranggapan bahwa emosi itu negatif. Emosi itu hanya terkait marah, padahal emosi itu banyak ragamnya, sedih, bahagia, senang, dsb. 

Temani anak untuk menyalurkan emosinya. Pastikan penyaluran emosinya aman. 

3T prinsip penyaluran emosi yang  aman : Tidak menyakiti diri sendiri, Tidak menyakiti orang lain, dan Tidak merusak barang.

3. Validasi emosi

Sebagai orang dewasa saja terkadang tidak tahu apa emosi yang sedang dirasa, apalagi bagi anak? Tugas orang tua untuk membantu anak memvalidasi emosinya. Memberi nama emosi yang dirasakannya dan mengapa merasakannya. 

Kalau sedang menangis meledak, PFC (Otak bagian depan) belum bekerja dengan baik. Saran dari beberapa psikolog, validasi emosinya dengan pertanyaan singkat, yang jawabannya "iya atau tidak". Setelah PFC nya berfungsi (bisa diajak mikir) baru mulai validasi emosinya. "Adek kesal sama ibu, karena sedang main disuruh tidur?"

Memvalidasi emosi bukan berarti membenarkan apa yang sedang dirasakan/dilakukan, tetapi mengakui bahwa sedang merasakan emosi tersebut. Ini perlu latihan panjang, sebagai orang dewasa saja, saya terkadang belum bisa menyadari emosi yang dirasa.

Bila emosi sudah tervalidasi, semakin mudah mencari solusi atas emosi yang dirasakan. Tawarkan bantuan pada anak, apa yang bisa membuatnya nyaman setelah validasi emosi. Apakah pelukan atau cuma butuh ditemani.

4. Konsisten menerapkan pola pengasuhan

Terhadap prinsip atau kesepakatan dalam pengasuhan hendaknya konsisten dan satu suara. Supaya anak tidak bingung. Contoh sederhanya, kesepakatan beli es krim. Kalau sama Ayah boleh beli es krim, sedang sama Ibu tidak boleh. Saat belanja ke supermarket anak bisa tantrum karena ingin es krim, tapi tidak boleh. Padahal sama Ayah biasanya boleh.

Bagaimana penerapan penanganan tantrum yang sudah saya lakukan?

Dari menuliskan ini, jadi berefleksi kembali ini. Alhamdulillah sudah bisa menerapkan beberapa hal. Terutama tentang validasi emosi ke Adek. Alhamdulillah adek sudah bisa menamai emosi yang dirasakannya. Adek kesel sama mas, lagi main digangguin terus, dsb. 

Walau belum sempurna, setidaknya saya sudah berproses untuk lebih baik bertumbuh belajar bersama anak - anak. Kalau emosi diri sendiri pas sedang tidak stabil, tantangan banget untuk bisa sabar dan tenang menghadapi anak tantrum,wkwk.

Jadi memang balik lagi ya, mendidik anak itu mendidik diri. Mau belajar validasi emosi anak, mesti melatih validasi emosi diri sendiri dulu. PR nya sekarang adalah validasi emosi ke Kakak yang menginjak remaja ini. Terkadang tetiba sangat sensitif. Bismillah berproses terus, semoga Allah bimbing dan temani kita selalu ya kawans.

Mengatasi tantrum dengan tepat bukan hal yang mudah, tapi sesuatu yang bisa diupayakan. Semangat kita..

Related Posts

Posting Komentar