header www.zulmiati.com

Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Bagi Pejuang LDM (Long Distance Marriage)

2 komentar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Long Distance Marriage, bukan sebuah hubungan ideal yang diharapkan dalam pernikahan. Tapi jika kondisi tersebut merupakan takdir yang harus kita jalani sekarang. Lalu "Bagaimana menyikapinya?* Eaa kali ini aku mau curcol tentang kisah perjalanan LDM. Adakah yang pejuang LDM juga? Yuk gandengan,hehe
tips menjaga keharmonisan rumah tangga bagi pejuang LDM

Eh sudah pada tahu kan LDM itu apa? LDM singkatan dari Long Distance Marriage, yang artinya hubungan jarak jauh pada pernikahan. Menikah kok jauh-jauhan? Apa sih yang dicari? Pliss jangan berkata seperti itu pada pejuang LDM ! Itu menyakitkan..wkwk.

“ Everyone is fighting their own battle. Less Judgement, more support”

Setiap orang sedang berjuang di medan tempur masing - masing. Tidak perlu menilai, membandingkan atau bahkan menghakimi. Toh, kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan orang lain bukan? Selayaknya kita saling support saja. Betul?hehe

Setelah pada bulan Agustus kemarin alhamdulillah berani live IG di @Ibuprofesionalsemarang, maaf ya agak katrok. Dulu seringnya cuap-cuap offline. Pas ngobrol online jadi tantangan tersendiri dan banyak groginya,wkwk. Live IG kemarin itu sebagai salah satu perayaan kelulusan belajar di Bunda Cekatan Ibu Profesional. Alhamdulillah… Nah, sekarang aku mencoba menarasikannya disini, sebagai pengingat diri dan semoga ada hal baik yang bisa diambil dari kawans yang membaca tulisan ini. Aamiin

Kisah Perjalanan sebagai Pejuang LDM

Bismillah, aku mau mulai curcol ni kawans tentang perjalanan LDM yang kami jalani. Hampir 10 tahunan menjadi pejuang LDM, dari tahun 2010 hingga sekarang. Part LDM nya ini panjang, udah kayak sinetron tersanjung aja,wkwk. Kalau kawans tahu sinetron tersanjung, berarti kita seumuran...
perjalanan LDM

1. LDM Pekalongan - USA (Houston & Bouston)

Ini LDM pertama kami, LDM yang sangat berat. Baru saja seminggu menikah, suami sudah harus training di USA. Tahu kan gimana rasanya pengantin baru? Masih senang-senangnya kan ya? Dan ditinggalnya langsung jauh pula,wkwk. Tahun 2010-an akses komunikasi belum secanggih sekarang. Selama LDM komunikasinya pakai Yahoo Messenger dan Skype, wkwk. Perbedaan waktu sekitar 12 jam-an menjadi tantangan tersendiri juga. Disini pagi disana malam,wkwk. Alhamdulillah LDM pertama ini hanya 2 minggu dan bisa terlewati dengan baik.

2. LDM Pekalongan - Jakarta

Setelah suami pulang dari training di USA, akhirnya aku menyusul ke Jakarta. Suami asli Pekalongan tapi bekerjanya di Jakarta. Layaknya pasangan pengantin baru masih bahagia-bahagianya menikmati momen berdua. Ternyata ada takdir lain yang hadir. Aku ketrima CPNS di Pekalongan. Antara sedih dan bahagia. Bahagia karena bisa membanggakan orang tua, sedih karena harus berjauhan dengan suami. Tiga bulan bersama akhirnya harus menjalani LDM Pekalongan - Jakarta. Suami menjadi PJKA (Pulang Jum’at Kembali Ahad).

3. LDM Pekalongan - Karimun

Sudah mulai bisa beradaptasi dengan ritme LDM Pekalongan - Jakarta. Kebahagiaan makin bertambah dengan kehamilan anak pertama yang ditunggu hampir 9 bulanan. Qadarullah suami dipindah tugaskan ke pulau Karimun. Karimun yang dekat Batam ya kawans, bukan karimunjawa. Jadi, makin jauh LDM kita. Saat LDM Pekalongan - Jakarta cukup menempuh perjalanan kereta. LDM Pekalongan - Karimun, harus berganti moda transportasi dari kapal, pesawat lanjut kereta. Yang dulu bisa seminggu sekali pulang, menjadi 2 minggu sekali pulang. Sampai kelahiran anak pertama suami di Karimun.

4. LDM Pekalongan - Singapura

Melanjutkan proyek dari Karimun suami harus pindah ke Singapura. Jreng,,sebagai Ibu baru dengan berbagai penyesuaian, ternyata ada tantangan lain yang harus dijalani. Alhamdulillah masih bisa 2 minggu sekali pulang, 2 minngu on 4 hari off. Hampir 3 tahunan di Singapura. Alhamdulillah atas ijin Allah dan mulai bermunculan smartphone, membantu kelancaran komunikasi kami. Ingat banget dulu awal install whatsapp cuma suami temennya,wkwk. Teman-teman dulu lebih banyak menggunakan BBM..
Alhamdulillah saat suami bertugas di SG kami jadi punya kesempatan beberapa kali berkunjung kesana.

5. LDM Pekalongan - Jakarta

Setelah selesai proyek di Singapura, akhirnya suami diminta kembali ke Jakarta. Ritme LDM nya kembali menjadi PJKA.Tetapi sesekali suami ditugaskan ke offshore Tuban. Suami sudah sounding, kemungkinan dipindah ke offshore. Dan ternyata benar. Pas di Jakarta ini sudah mulai cari rumah, qadarullah belum rezeki tinggal disana, suami ternyata harus pindah lagi..

6. LDM Pekalongan - Offshore Tuban

Awal tahun 2020 Allah menakdirkan suami pindah tugas ke Offshore di Tuban. Ritme LDM berubah menjadi 2 minggu off dan 2 minggu off. Senang kan ya, jadi lebih banyak waktu di rumah bersama. Qadarullah Pandemi covid19 terjadi. Jadwalnya pun menjadi berubah-ubah. Hingga yang terakhir ini 3 minggu on, 2 minggu off dan 1 minggu karantina di hotel. Inilah yang kami jalani sekarang. Hingga kapan? Wallau a’lam.

Belajar LDM dari Kisah Nabi Ibrahim as dengan Bunda Hajar

Iya shiroh tentang Nabi Ibrahim as dengan Bunda Hajar ini salah satu yang menginspirasiku. LDM kami itu tidak ada seberapanya dibanding kisah shiroh Nabi Ibrahimi as bersama Bunda Hajar.. Bagaimana ketegaran Bunda Hajar hidup di padang pasir tandus tak berpenghuni bersama bayi kecilnya yang masih merah. Bagaimana Bunda Hajar mengenalkan kepada Nabi Ismail as mengenai sosok Ayah nya (Nabi Ibrahim). Hingga setelah sekian lama berpisah, saat mereka bertemu dialog indah lah yang terjadi. Bukan marah atau makian, Masya Allah. Padahal isi dialognya adalah tentang perintah penyembelihan Nabi Ismail as.

Suka banget sama kisah shiroh kekasih-kekasih Allah SWT ini. Tentang ketaatan istri pada suami karena Allah SWT. Tentang ketegaran seorang istri dan anaknya. Tentang keluarga yang mendahulukan perintah Allah SWT di atas segalanya.

Tips Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga bagi Pejuang LDM

tips menjaga keharmonisan rumah tangga bagi pejuang ldm
Nah, apa saja tips biar tetap harmonis menjalani LDM dengan segala tantangan yang hadir? Merundungi nasib tidak akan menyelesaikan masalah kan ya? Kuasa kita sebagai hamba adalah merespon takdirNya dengan baik. Ikhtiar bumi dan melangitkan do’a. Beberapa hal ikhtiar yang menguatkan kami atas ijin dan rahmat Allah SWT :

1. Ikhlas

Ikhlas bahwa LDM yang dijalani adalah bagian takdir-Nya. “Qadarullah wa ma syaa a fa’ala”. Begitulah kata Umma Nusa Rara ketika ditanya kenapa Abinya bekerjanya jauh,hehe. Inilah takdir terbaik yang harus kami jalani saat ini.

2. Percaya dan Yakin

Percaya dan yakin bahwa Allah tidak akan memberi ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Berikhtiar memohon bimbingan dan pertolonganNya selalu agar bisa menjalani segala takdirnya dengan baik.
Percaya dan yakin bahwa pasangan di belahan bumi yang berbeda sedang melakukan kebaikan dan ketaatan pada Nya. Maka menyiibukkan diri juga dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah SWT.
Saat momen hari raya suami tidak bisa pulang, sedih. Tapi ketika mengetahui di sana dia menjadi imam dan khotib shalat Id, menjadi lega.

3. Husnudzhon (Positive Thinking)

Ketika pasangan sulit dihubungi atau jarang berkabar, dahulukan prasangka baik. Mungkin sedang rapat atau sinyal sedang susah, dsb. Ketika sudah bisa dihubungi sampaikan perasaan dengan I Message, bukan dengan marah, hehe..
I message : Aku merasa khawatir saat kamu tidak bisa dihubungi, aku pinginnya diberi kabar dulu kalau ada rapat dan tidak bisa dihubungi supaya aku tidak khawatir. Dan alhamdulillah suami pasti berkabar dulu kalau tidak bisa dihubungi, misal ada rapat atau mau lembur.

4. Komunikasi Intens

Minimal sehari 2 x sapa, pagi saat mulai hari dan malam saat relaks. Biasnaya sapa pagi saat qiiyamul lail dan sapa malam untuk ngobrol hari ini (pillow talk). Terbiasa ala biasa kan ya? Kalau terbiasa komunikasi, terus tidak berkabar pasti ada yang kurang, jadi dicariin,hehe.
Jadi walau raga jauh, jiwa dekat. Sepakati kapan waktu video call bersama keluarga dan kapan video call / chat romantis berdua. Tetap harus ada momen berdua untuk penguat hubungan.

5. Saling Berkabar Aktivitas

Sebagai istri saya tetap membiasakan meminta izin (minimal memberi kabar) pada suami saat hendak melakukan aktivitas di luar rumah. Seremeh mau ke indomaret pun biasanya saya wa dulu.
Saling berkirim foto masing-masing, narsisnya sama pasangan halal saja, wkwwk. Ini penting sebagai penguat ikatan dan kepercayaan. Mengetahui apa saja kegiatan masing-masing walau berjauhan.
Bagi yang sudah punya anak, share foto atau video kegiatan anak-anak bisa menambah motivasi pasangan juga lho.

6. Libatkan Pasangan dalam Pengambilan Keputusan Penting

Bahwa suami adalah qowwam, maka selalu libatkan dalam pengambilan keputusan terkait keluarga. Penting untuk didiskusikan value keluarga dan perlu disepakati kapan dan bagaimana pasangan boleh mengambil keputusan sendiri.
Membuat guideline untuk beberapa kondisi emergency. Seperti kondisi saat anak sakit. Kapan dibawa ke sarana kesehatan, biar tidak telat tertangani karena terlambat memutuskan.

7. Sambutan Spesial Kepulangan ke Rumah

Jadikan momen kepulangan pasangan sebagai momen spesial yang selalu dirindukan pasangan.eaaa.. Sambutlah dengan yang terbaik yang disukai pasangan, baju terbaik (Yuk cek baju spesial buat suami sama baju spesial kondangan banyakan mana?hehe), berhias spesial, siapin makanan kesukaan, rumah rapi,dsb Pulang ke rumah itu yang dilihat ketenangan dan kebahagiaan.
Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda, wkwk. Kesan saat kepulangan rumah rapi, abis itu berantakan lagi gpp,wkwk. Tidak usah dijelasin panjang lebar, nanti suami akan melihat sendiri keaktifan dan kreativitas anak-anaknya yang membuat rumah seperti kapal pecah,wkwk.

8. Saling Mendo’akan

Bahwa sebaik-baik penjaga adalah Allah SWT, maka titipkan penjagaan pasangan pada-Nya. Selain mendo’akan secara sembunyi-sembunyi setelah shalat atau di waktu mustajab. Kami juga mengirim untaian doa lewat chat wa di pagi hari.
Ini charge energi banget, terutama bagi orang yang bahasa cintanya adalah word of affirmation seperti saya,wkwk

9. Support System

Wanita hebat itu bukan superwoman yang bisa mengerjakan semuanya sendiri. Tetapi yang mengetahui kemampuan diri dan mampu meminta tolong saat membutuhkan bantuan. Penting mengkomunikasikan kondisi yang dialami dan mendiskusikan solusi bersama. Seperti aku yang menyerah soal setrika,wkwk. Jadinya mendelegasikan bagian ini ke orang lain. Pas yang biasa menyetrika terkena covid jadi bingung,wkwk. Alhamdulillah anak-anak sekolahnya di rumah, jadi baju yang perlu disetrika tidak banyak. Dan suami memaklumi ini. Alhamdulillah nya lagi walau jauh dari suami tapi kami ditemani (serumah) dengan Bapak Ibu mertua dan rumah dekat dengan keluarga. Ini menjadi bagian support system kami.

Alhamdulillah selesai juga curcolanku sebagai pejuang LDM,hehe. Ini adalah beberapa ikhtiar menjaga keharmonisan rumah tangga sebagai pejuang LDM versi kami. Bisa jadi berbeda dengan kondisi LDM yang dijalani pejuang LDM lainnya. Semoga ada hal bermanfaat yang bisa diambil. Terima kasih sudah membaca kawans...

Related Posts

2 komentar

  1. Masya Allaah mantul mb Zulmi. Warbiasaaaaah. Semoga bentar lagi berkumpul semua ya, mb. Tidak LDM lagi :D

    BalasHapus
  2. Masha Allah....
    Makasih mbaak sendy😘
    Aamiin ya rabbal'alamin

    BalasHapus

Posting Komentar