header www.zulmiati.com

Kelola 4R, Cara Menjaga Imunitas selama PPKM

Posting Komentar
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Cara menjaga imunitas selama PPKM


Apa kabar kawans saat ini? Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan penjagaan Allah SWT. Hari ini, Alhamdulillah anak saya baru saja khitan, mohon do'anya ya kawans. Saat perjalanan menuju ke tempat khitan, kami harus muter-muter untuk mencari jalan ke tempat praktek dokter. Banyak ruas jalan yang ditutup karena PPKM. 
Terbiasa di rumah saja, membuat saya kurang tahu riil penerapannya di Lapangan,hehe. Dan ternyata Satgas Covid menyatakan ada wacana perpanjangan PPKM jika kondisi belum terkendali. 
Selama merawat suami yang sedang Isoman kemarin, saya membatasi diri mengakses berita. Nah, jadi apa si PPKM itu? dan ada wacana diperpanjang pula... Yuk kita cari tahu bareng ya kawans..

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat


PPKM kepanjangan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. PPKM ini merupakan kebijakan pemerintah dalam menangani kasus covid 19 di Indonesia. Ternyata PPKM ini sudah dilakukan beberapa tahap,  2 tahap PPKM di awal tahun 2021 yang berlaku di 7 provinsi, berlanjut 11 tahap PPKM mikro yang berlaku dari awal Februari hingga awal Juli. Dan saat ini yang berlaku dari tanggal 3 Juli - 20 Juli 2021 adalah PPKM Darurat. Semoga kebijakan Pemerintah ini benar-benar bisa menghentikan laju covid 19 di negeri kita.

PPKM Darurat kali ini, targetnya bisa menurunkan penambahan kasus konfirmasi harian hingga di bawah 10ribu kasus per hari. Nah apa saja sih yang diberlakukan di PPKM Darurat ini? Ini beberapa poin aturan PPKM Darurat :
  1. 100% kerja WFH untuk sektor non esensial dan 50% WFO untuk sektor esensial dengan menerapkan prokes. 
  2. 100% WFO untuk sektor kritikal dengan menerapkan prokes.
  3. Seluruh kegiatan belajar mengajar melalui online.
  4. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan ditutup.
  5. Restoran dan rumah makan tidak menerima makan di tempat, hanya melayani takeaway.
  6. Tempat ibadah tidak boleh menyelenggarakan ibadah secara bersama di tempat. 
  7. Fasilitas umum di tutup sementara.
  8. Pelaksanan kegiatan konstruksi  beroperasi 100% dengan menerapkan prokes ketat.
  9. Kegiatan seni/budaya, olahraga, dan sosial kemasyarakatan  ditutup sementara;
  10. Transportasi umum maksimal kapasitas 70% dengan menerapkan prokes ketat;
  11. Resepsi pernikahan maksimal 30 undangan dengan menerapkan prokes ketat dan tidak boleh menyediakan makan di tempat acara (makanan di bawa pulang)
  12. Pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi jarak jauh (pesawat, bus, dan kereta api) harus menunjukkan kartu vaksin (minimum vaksin dosis I) dan PCR H-2 untuk pesawat serta antigen (H-1) untuk moda transportasi jarak jauh lainnya;
  13. Satpol PP pemerintah daerah, TNI, Polri agar melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemberlakuan pengetatan aktivitas masyarakat.
  14. Penguatan 3T (testing, tracing, treatment) perlu terus diterapkan. 
  15. Pencapaian target vaksinasi sebesar 70% dari total populasi pada kota/kabupaten prioritas paling lambat bulan Agustus 2021
PPKM Darurat ini lebih ketat dari PPKM sebelumnya. Pemerintah sudah mengikhtiarkan membuat kebijakan ini supaya laju covid menurun. Nah, kita juga perlu ikhtiar meningkatkan dan menjaga imunitas diri agar bisa merespon segala kondisi ini dengan baik. Alhamdulillah kemarin saya sempat ikut kulwap dengan tema "From Stress to Happiness" yang diselenggarakan oleh CBE Whitebee. Kalau di timeline sering bersliweran "Jaga Iman, Imun dan Aman", di kulwap ini dibahas 4R yang perlu dikelola saat menghadapi Pandemi. Nah apa saja si 4R ini?

menjada imunitas selama PPKM


Dimensi diri kita terdiri dari 4R ini : Ruuh - spiritual, Rasa - Emosi, Raga- Fisik Jasmani, dan Rasio-Akal. Maka mengelola keempatnya merupakan langkah ikhtiar terbaik kita agar imunitas terjaga dengan baik.

Mengelola Ruuh-Spiritual

Arti Iman

Iman berarti membenarkan dengan hati, mengakui dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota tubuh. Nah, ketika berbicara Ruuh, maka yang perlu kita cek adalah Iman kita. Caranya gimana? Yuk kita cek ke kondisi 6 dimensi Iman kita :

1. Iman Kepada Allah.
Apakah kita sudah mengenal Rab kita dengan baik?
Apakah dalam setiap aktivitas, kita melibatkan Allah? 
Dalam menghadapi pandemi ini, Masihkah Allah hadir dalam setiap langkah kita?
Misal saat qadarullah kita atau keluarga kita terkena covid 19, siapa yang pertama kita hubungi? Siapa tempat bergantung kita? apakah dokter? obat?
Adakah kita sebut Ya Allah As Shamad? Ya Allah Asy-Syafi ?
Mengembalikan segala yang kita alami ke Pencipta kita?

2. Iman Kepada Para Malaikat
Yakinkah kita bahwa para malaikat tidak pernah salah menjalankan titahNya?
Malaikat Mikail tak akan pernah salah menyampaikan rezeki. 
Jadi ketika dalam kondisi saat ini, misal qadarullah kita terdampak jalan rezekinya. Kita tidak akan mudah menyelahkan keadaaan, orang lain atau pemerintah. Kita menjadi lebih mudah menerima, karena kita percaya tentang rezeki kita yang sudah tertakar dan tidak mungkin tertukar.

Malaikat Israil tidak akan pernah salah mencabut nyawa manusia.
Jika sudah waktunya nyawa dicabut, maka kita tidak akan bisa sembunyi ataupun menghindar. Ketika mendengar berita duka, kita lebih bisa menerima itu sebagai takdirNya dan meresponnya dengan bijak.

Dan Malaikat Raqib dan Atid pun tidak akan pernah salah mencatat amal kita.. Apakah selama Pandemi dan PPKM ini membuat kita semakin mendekat ke Allah atau sebaliknya? 

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Sudahkah Al Qur'an menjadi pedoman hidup kita?
Sudahkah kita merujuk pada Al Qur'an menghadapi Pandemi?
Bagaimana interaksi kita dengan Al Qur'an selama Pandemi?
Bukankah Al Qur'an adalah obat dari segala penyakit?

4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
Sudahkah kita mengenal shiroh Nabi dan Rasul?
Sudahkah kita menjadikan Nabi dan Rasul teladan dalam kehidupan kita?
Sudahkah Nabi dan Rasul menjadi uswah kita dalam menghadapi pandemi?
Terlepas pandemi ini sebuah konspirasi atau bukan. Nyatanya penyakit covid 19 ini memang ada di sekitar kita. 
Bagaimana sikap Rasulullah saat menghadapi wabah? Banyak hadist shahih yang menerangkan sikap Rasulullah saat terjadi wabah.

5. Iman Kepada Hari Akhir
Yakinkah kita akan adanya hari pembalasan?
Yakinkah kita bahwa detik demi detik dicatat dan akan dimintai pertanggungjawaban?
Sudahkah kita mempersiapkan bekal terbaik untuk kesana?
Seperti nasehat Almarhum KH Lutfi Fathullah, yang terpenting adalah bagaimana akhir hidup kita sebagai muslim, mukmin dan muttaqin. Maka ikhtiar yang kita lakukan selama pandemi jangan sampai menjauhkan kita pada Allah. 

6. Iman Kepada Qadha dan Qadar
Yakinkah kita bahwa apapun ketetapan yang Allah takdirkan adalah atas kehendakNYa?
Yakinkah kita setiap episode kehidupan terjadi atas izinNya? Bahkan sehelai daun yang jatuh pun atas izinNya. Pandemi ini pun bagian dari takdirNya. Bagaimana respon kita menghadapinya, itulah amalan yang akan dinilai oleh Allah SWT.

Mendengar materi mengelola Ruuh dari teh Nca, membuat saya tertampar berkali-kali.

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim).


Mengelola Rasa

Apa yang kita rasakan saat ini?
Pasti jawabannya beragam ya kawans, mulai dari khawatir, takut sampai parno, panikan, sedih, marah, dsb. Mulai pandemi ini hadir hingga PPKM Darurat sekarang ini, pasti banyak ragam emosi hadir dalam diri kita. Pada dasarnya segala emosi yang hadir itu netral. Kita sendiri yang memberi makna apakah menjadi emosi negatif atau positif? 

Emosi yang hadir itu hendak memberi pesan kepada kita. Nah bagaimana mengelola rasa yang hadir ini ?
Mengelola emosi


1. Sadari dan terima
Menyadari akan hadirnya emosi dan menerimanya. Belajar menyadari emosi yang hadir. Aku sedang marah, aku sedang sedih, aku sedang merasa khawatir. Dan menerima kehadiran emosi ini. Mempunyai beragam emosi ini memang fitrah sebagai manusia.
 
2. Jeda, Stop and Think
Setelah menyadari dan menerima, maka perlu kita lakukan jeda. Berhenti sejenak dari aktivitas yang menghadirkan emosi tersebut, lalu berpikir. Mengenali pola akan hadirnya emosi. Apakah emosi yang hadir terkait belum terpenuhinya kebutuhan dasar kita? Maka kita perlu cek terpenuhinya kebutuhan dasar kita. 6 Kebutuhan dasar menurut Donald Woods Winnicot : Rasa aman, Hubungan kedekatan dngan orang lain, otonomi, harga diri, batasan realistis. 
 
3. Refleksi
Setelah menyadari, menerima dan mengenali pola. Maka perlu kita refleksikan. Apakah kejadian ini mengingatkan akan masa lalu, apa sih dibalik perasaan ini? apakah ada ekspektasi yang berlebihan? kebutuhan apa yang belum terpenuhi? 

4. Ekspresikan
Mengekspresikan emosi itu diperbolehkan dengan cara yang baik. Mengekspresikan emosi yang tidak boleh itu yang membahayakan / menyakiti orang lain maupun diri sendiri dan merusak.

Setiap orang punya cara sendiri dalam mengekspresikan emosi, maka perlu eksplorasi yang senyamannya kita, lalu terus kita latihkan dan kita sampaikan. 
I message salah satu cara yang bisa dipakai untuk menyampaiakan emosi kita. Saya merasa ..... saat/ketika....karena....Aku inginnya....
Kata Bubu Wiwik sebagai Narasumber mengelola emosi ini sebuah keterampilan jadi perlu kita latihkan terus.

Mengelola Raga

Pandemi dan PPKM membatasi ruang gerak kita, mengubah kegiatan harian kita, dsb. Maka perlu mengikhtiarkan pengelollan tubuh agar imunitas terjaga.

1. Tetap aktif secara fisik dan berolah raga. 
Walaupun di rumah saja, bukan berarti kita rebahan sepanjang hari. Tapi kita bisa melakukan aktivitas yang membuat fisik kita tetap aktif. Misal, berkebun, menyapu rumah, dsb. Selain aktivitas fisik kita juga perlu menjadwalkan olahraga. Olahraga dan aktivitas fisik berbeda ya kawans. Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terukur dan disengaja yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran tubuh.

2. Menjaga pola makan yang baik. 
Standar pola makan yang baik setiap keluarga berbeda. Tidak ada rekomendasi makan yang pasti, hanya berupa tips dan fakta-fakta yang terus berkembang dari hasil penelitian. Pola makan yang baik bisa dicapai dengan bervariasi bahan makanan, bervariasi cara memasaknya dan  pemilihan bahan makanan yang tepat. Sebagai muslim, prinsip utama kita adalah memastikan makanan yang kita makan halal dan thoyib. 

3. Tidur yang cukup. Kecukupan waktu istirahat mempengaruhi kebugaran kita. Sesuaikan denngan kebutuhan waktu tidur sesuai rentang usia ya kawans.

Mengelola Rasio

Saat ini kita mengalami banjir informasi, terutama terkait covid 19. Kenyataannya informasi tentang covid 19 ini terus berkembang dari hasil penelitian. Maka perlu bijak dalam menerima informasi dan menyebarkannya. Kita harus kritis terhadap informasi/ berita, darimana sumbernya, ke valid-an berita. Supaya kita tidak ikut termakan dan menjadi bagian penyebar HOAX. 
Informasi dan berita ini akan mempengaruhi rasio atau akal kita. Dan ini berpengaruh pada kesehatan mental kita juga. 

Semoga dengan mengelola Ruuh, Rasa, Raga dan Rasio kita dengan baik, kita bisa menjaga imunitas kita. Dan kita bisa tetap tenang dan happy menghadapi PPKM ini.



Related Posts

Posting Komentar